Kamis, 10 Februari 2011

gunung semeru

Diperlukan waktu sekitar empat hari untuk mendaki puncak gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki gunung semeru dapat ditempuh lewat kota Malang atau Lumajang. Dari terminal kota malang kita naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang dengan biaya per orang Rp.20.000,- hingga Pos Ranu Pani.
Sebelumnya kita mampir di Gubugklakah untuk memperoleh surat izin, dengan perincian, biaya surat izin Rp.6.000,- untuk maksimal 10 orang, Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,-
Dengan menggunakan Truk sayuran atau Jip perjalanan dimulai dari Tumpang menuju Ranu Pani, desa terakhir di kaki semeru. Di sini terdapat Pos pemeriksaan, terdapat juga warung dan pondok penginapan. Bagi pendaki yang membawa tenda dikenakan biaya Rp 20.000,-/tenda dan apabila membawa kamera juga dikenakan biaya Rp 5.000,-/buah. Di pos ini pun kita dapat mencari porter (warga lokal untuk membantu menunjukkan arah pendakian, mengangkat barang dan memasak). Pendaki juga dapat bermalam di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni danau Ranu Pani (1 ha) dan danau Ranu Regulo (0,75 ha). Terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.
Setelah sampai di gapura "selamat datang", perhatikan terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke arah kebun penduduk. Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki, juga ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru. Untuk menuju Ranu Kumbolo masih harus menempuh jarak sekitar 4,5 Km.
Ranu Kumbolo
Di Ranu Kumbolo dapat mendirikan tenda. Juga terdapat pondok pendaki (shelter). Terdapat danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah terutama di pagi hari dapat menyaksikan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan, kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m dengan luas 14 ha.
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin. Meninggalkan Ranu Kumbolo kemudian mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.
Selanjutnya memasuki hutan Cemara dimana kadang dijumpai burung dan kijang. Daerah ini dinamakan Cemoro Kandang.
Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, disini dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi. Di Kalimati dan di Arcopodo banyak terdapat tikus gunung.
Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor.
Puncak Mahameru
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan Wedhus Gembel (Bahasa Jawa yang berarti "kambing gimbal", yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November - April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius.
Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Darungan.
Flora yang berada di Wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju Puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan.
Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : Macan Kumbang, Budeng, Luwak, Kijang, Kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat Belibis yang masih hidup liar.

pecel lele

Ikan lele merupakan salah satu ikan yang tergolong murah dan mudah untuk didapatkan, hampir di seluruh wilayah Indonesia memiliki potensi untuk budidaya ikan lele. Kemudahan dan kemurahan harga yang dimiliki ikan tersebut, menjadi salah satu daya tarik ikan lele di kalangan masyarakat umum. Ikan lele dapat diolah menjadi berbagai menu makanan, namun menu ikan lele yang paling populer adalah menu pecel lele.
Menu masakan pecel lele memang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat. Baik dari kalangan bawah, menengah, hingga kalangan atas pun banyak yang menyukai menu yang satu ini. Pecel lele merupakan menu yang terdiri dari perpaduan antara ikan lele yang digoreng garing lalu disajikan dengan sambal dan lalapan, biasanya lalapan yang digunakan antara lain timun, kubis, kemangi, serta ada juga yang menambahi kacang panjang sebagai lalapan tambahan. Sambal yang disajikan pun terkadang bervariasi, ada yang menggunakan sambal dengan tambahan mete, sambal bawang, sambal lombok ijo, sambal terasi, serta sambal tomat.
Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat akan menu tersebut, kini warung tenda pecel lele telah menjamur dan tersebar di pinggir – pinggir jalan baik di perkotaan maupun di daerah pinggiran. Selain rasanya yang nikmat, menu pecel lele juga memiliki harga yang relatif murah. Maka tak heran lagi jika menu ini diminati banyak konsumen, serta sering dijadikan pilihan menu makan malam oleh anak – anak kost.
Siapa sangka, jika hanya dengan bisnis rumahan yang dianggap kecil ini pun mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar per harinya. Bagi yang ingin membuka peluang sukses dengan bisnis rumahan, berikut kami berikan analisis ekonomi untuk membuka usaha pecel lele.

ikan arawana super red

Ikan arwana super red merupakan ikan hias air tawar unggulan. Bentuknya yang indah dengan warna sisik kemerahan, membuat ikan arwana super red banyak disukai orang. Ikan ini juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, karena harga per ekornya dapat mencapai puluhan juta rupiah.
Habitat asli ikan arwana super red di Sungai Kapuas, Kalimantan Barat. Namun ikan ini telah banyak dibudidayakan. Salah satu lokasi budidayanya terdapat di Kranggan, Bekasi, Jawa Barat.
Untuk mencapai lokasi budidaya ikan arwana super red dari Jakarta dapat melalui jalan Tol Jagorawi. Keluar di pintu Tol Cibubur,lalu mengambil arah ke kawasan Kranggan, Bekasi. Tepatnya di Desa Jati Raden. Perjalanan dari pusat kota Jakarta dengan menggunakan kendaraan bermotor memakan waktu sekitar satu setengah jam.

Di tempat inilah budidaya ikan arwana super red dilakukan, diatas lahan seluas 4 ribu meter persegi. Disini terdapat 3 kolam budidaya yang dikelola Bapak Sriyadi, yang diisi puluhan induk ikan arwana super red berusia 8 hingga 10 tahun. Budidaya arwana super red disini dilakukan dengan kerja keras, karena dilakukan di luar habitat aslinya di Kalimantan Barat. Pak Sriyadi telah menekuni usaha ini sejak lebih dari 7 tahun lalu.
Kolam budidaya disini memiliki ukuran 10 kali 30 meter. Agar indukan ikan sehat, airnya dijaga sehingga tetap bersih. Karena apabila air kolam pemeliharaannya tidak jernih, ikan arwana super red mudah terserang penyakit.
Indukan ikan arwana super red diberi makan sekali sehari, pada sore hari. Makanannya kodok dan ulat jerman. Kodok dijadikan makanan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Sedangkan ulat jerman diberikan untuk mengurangi kandungan lemak, agar tubuh arwana tidak kegemukan.
Di tempat ini juga terdapat kolam tempat pemijahan ikan arwana super red. Kolam diberi pagar dan atap, agar ikan dapat melangsungkan perkawinan tanpa gangguan. Telur ikan arwana super red dierami oleh induk jantan.
Di alam bebas, lama pengeraman sekitar 60 hari. Namun di kolam budidaya ini lama pengeraman disesuai kebutuhan hingga telur menetas. Biasanya sekitar 2 minggu. Selama mengerami telurnya, induk jantan puasa tidak makan.
Anak ikan yang telah menetas kemudian dipindahkan ke akuarium incubator. Kondisi di akuarium ini disesuaikan dengan alam aslinya. Air dibuat memutar karena anakan ikan belum dapat berenang. Anakan ikan dijual setelah berusia 2 bulan dan telah pandai berenang. Pada usia seperti ini anakan ikan mulai tampak keindahannya. Harganya per ekor sekitar 4 juta rupiah.
Anakan ikan kemudian dibesarkan di kolam permanent. Kolam ini diberi pagar dan dibagian atasnya diberi pelindung. Pagar diperlukan agar ikan tidak melompat keluar dari kolam, karena ikan arwana super red sangat suka melompat.
Setelah dewasa, seperti inilah bentuk ikan arwana super red. Sangat indah dan mempesona. Bentuk tubuhnya yang unik dan warna sisiknya yang merah menyala, membuat ikan ini banyak dikoleksi karena diyakini sebagai pembawa keberuntungan.
Para kolektor ikan arwana super red biasanya datang langsung kesini untuk mencari ikan kesukaannya. Para pembelinya tidak hanya kolektor biasa, tetapi juga para tamu negara sahabat. Diantaranya keluarga Sultan Brunei Darussalam. Sebanyak 6 ekor ikan arwana super red berukuran 30 centimeter dibeli oleh Permaisuri Sultan Brunei Darusalam ketika berkunjung kesini.
Para pengunjung dapat melihat ikan arwana super red dewasa di kolam kaca di belakang rumah. Di kolam ini terdapat beberapa ikan arwana super red yang diletakkan di dalam kolam bersama – sama. Berbagai ikan arwana super red di kolam kaca ini terlihat indah dan menarik, sehingga membuat betah siapa saja yang memandangnya.
Memandang liukan tubuh ikan arwana super red memiliki magis tersendiri. Itulah yang membuat ikan ini berharga mahal, dan tidak tergantikan oleh ikan hias lain